Cari Blog Ini
Tanaman cabe dan tomat merupakan dua tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta perlu modal dan keahlian yang cukup apabila ingin membudidayakannya. Hambatan utama yang sering ditemui prtani dalam membudidayakan tanaman cabe dan tomat adalah serangan penyakit layu bakteri. Di Indonesia laporan tentang adanya penyakit ini sebenarnya sudah ada sejak lama yaitu pada tahun 1921/1922 di daerah Madiun dan kediri Jawatimur (Van. Hall,1922,1923).Intensitas serangan penyakit ini bervariasi di tiap daerah. Di Jawa Timur dan Jawa Tengah intensitas serangan mencapai 6 % sedang di Lampung dan Jawa Barat intensitas serangannya dapat mencapai 27 % dan hampir 90 % tanaman cabe yang di tanam di dataran rendah terserang penyakit ini. (Suhardi.1988). Patogen penyakit layu bakteri ini adalah Pseudomonas solana cearum ( E.F.Sm.) E.F.Sm.yang juga dikenal dengan nama Xanthomonas solanacearum (E.F.Sm)Dowson, Bakterium solanacearum (E.F.Sm.)E.F.Sm,dan Phytomonas solana cearum (E.F.Sm.)Bergey et al. Bakteri berbentuk batang dengan ukuran 0,5 X 1,5 mikron, tidak berspora, tidak berkapsula, bergerak dengan satu bulu cambuk (Flagellum) poler, aerob, Gram negatif.Koloni diatas medium agar-agar keruh, berwarna kecoklatan, kecil, tidak teratur, halus, mengkilat, kebasah basahan. Bakteri ini diketahui mempunyai banyak ras yang berbeda virulensinya .Disimpulkan bahwa yang terdapat di Indonesia adalah ras 1 dan ras 3. Ras 1 diisolasi dari tomat, kentang, tembakau ,kacang tanah, terung, dan beberapa spesies gulma umum yang terdapat di dataran rendah tropika.Ras 3 khusus menyerang tanaman kentang yang umum terdapat di dataran tinggi tropika (Hutagalung,1984).
DAUR
PENYAKIT.
Bakteri penyakit layu ini mempunyai banyak tumbuhan inang, antara lain tomat, cabe, terung, tembakau , kacang tanah dan jenis tanaman terung terungan (Solanaceae). Bakteri ini dapat terangkut oleh air , melalui tanah dan alat-alat pertanian yang digunakan serta bibit yang di gunakan bila mengandung penyakit dapat juga menular kannya. Bakteri ini dapat menginfeksi bagian-bagian tanaman yang utuh yang berada dalam tanah dan proses infeksinya akan lebih cepat terutama pada bagian-bagian tanaman yang terluka.
Bakteri penyakit layu ini mempunyai banyak tumbuhan inang, antara lain tomat, cabe, terung, tembakau , kacang tanah dan jenis tanaman terung terungan (Solanaceae). Bakteri ini dapat terangkut oleh air , melalui tanah dan alat-alat pertanian yang digunakan serta bibit yang di gunakan bila mengandung penyakit dapat juga menular kannya. Bakteri ini dapat menginfeksi bagian-bagian tanaman yang utuh yang berada dalam tanah dan proses infeksinya akan lebih cepat terutama pada bagian-bagian tanaman yang terluka.
GEJALA
- GEJALA SERANGAN PENYAKIT
Gejala
serangan penyakit layu bakteri ditandai dengan adanya daun yang
layu dimulai dengan daun yang muda atau pucuk kemudian berlanjut
pada seluruh bagian tanaman. Serangan ini biasanya mulai nampak
pada waktu tanaman umur 6 minggu. Jika tanaman di cabut kemudian
batangnya dipotong akan terlihat berkas pembuluh berwarna coklat
dan apa bila ditekan dari lingkaran berkas pembuluh akan keluar
massa bakteri yang berwarna ke abu-abuan . Massa bakteri akan terlihat
lebih jelas lagi apabila potongan batang tersebut dimasukan dalam
air jernih dimana setelah batang tersebut dimasukkan beberapa menit
kemudian akan terlihat benang-benang putih halus yang keluar dan
bila digoyangkan benang tersebut akan putus. Benang-benang putih
tersebut merupakan massa bakteri.
USAHA
PENGENDALIANNYA
Seperti
kita diketahui bersama bahwa penyakit layu Bakteri ini merupakan
penghuni tanah tetap (Soil inhabitat ) atau lingkungan air tawar
dan air laut. Bakteri ini akan menginfeksi bagian tanaman yang utuh
terlebih pada bagian yang luka akibat serangan nematoda. Seperti
kita ketahui bersama, nematoda dapat berinteraksi sinergistik dengan
bakteri Pseudomonas ssolanacearum dalam menyerang tanaman. Mencermati
keadaan tersebut diatas maka usaha pengendalianya dapat dilakukan
dengan beberapa upaya di antaranya:
1.
ROTASI TANAMAN
Dengan
melakukan rotasi tanaman atau pergiliran tanaman yang tepat akan
sangat membantu dalam usaha penanggulangan penyakit layu bakteri.
Yang penting untuk diperhatikan adalah menghindari penaman tanaman
yang merupakan inang alternatif bakteri dan membersihkan gulma disekitar
tanaman terutama gulma-gulma yang merupakan inang alternatif bakteri.
2.
MEMBUAT DRAINASE
Membuat
drainase yang baik terutama untuk tanah-tanah yang memiliki kondisi
basah, yaitu dengan jalan dibuatkan saluran pengeluaran dan pemasukan
air,sehingga pada saat berlebihan air dapat dibuang melalui saluran
pembuangan dan sebaliknya pada saat tanaman membutuhkan air dapat
dimasukan kedalam saluran pemasukan. Drainase yang baik dapat mengurangi
intensitas serangan penyakit layu bakteri, sebab lingkungan tanaman
akan dapat dikontrol kelembabannya.
3. MENANAM BENIH YANG SEHAT DAN TAHAN
Dengan
menanam benih yang sehat dan tahan terhadap penyakit layu tanaman
akan terhindar dari penyakit tersebut. Tetapi yang menjadi masalah
adalah, bahwa benih- benih yang tahan terhadap serangan penyakit
layu saat ini ketersediaanya belum memadai dan di samping itu kalaupun
ada jumlahnya masih sangat terbatas.
4.
PENGGUNAAN BAKTERISIDA
Pengendalian
dengan menggunakan bakterisida saat ini banyak digunakan oleh petani,
karena dirasakan paling efektif dan mudah.Penggunaan bakterisida yang berbahan AKTIF oxytetracycline dan streptomycin sulfate. Penggunaanya biasanya dengan cara
mencelupkan bagian akar sebelum ditanam kedalam larutan oxytetracycline dan streptomycin sulfate serta mengocor pangkal batang tanaman setelah tanaman di
tanam dengan menggunakan larutan tersebut. atau yang berbahan aktif TEMBAGA HIDROKSIDA konsensentrasi
5 gram per liter dengan ukuran 200 ml per tanaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar