Cari Blog Ini
Jakarta (ANTARA News) - Pupuk hayati (Biofertilizer) hasil radiasi nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bernama Azora terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
"Pupuk
hayati Batan ini memacu pertumbuhan tanaman seperti membuat akar dan
daun lebih banyak, meningkatkan hasil, memperbaiki kualitas menjadi
lebih menarik dan bersih, serta mengurangi pemakaian pupuk," kata
Kepala Batan Dr Hudi Hastowo di sela Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA) yang dihadiri perwakilan dari sembilan negara di Jakarta, Senin.
Dikatakan
Hudi, penggunaan pupuk saat ini semakin meningkat seiring dengan
kebutuhan pangan dan pemanfaatan lahan, ditambah lagi kecenderungan
petani terus meningkatkan penggunaan pupuk untuk mendapatkan hasil yang
makin melimpah.
Dilaporkan FAO telah terjadi kenaikan
penggunaan pupuk buatan di berbagai negara Asia Tenggara dari lima juta
ton pada 1967 menjadi sembilan kali lipat (45 juta ton) 30 tahun
kemudian.
"Ini menyebabkan pupuk sering kali langka, khususnya karena bahan baku
pupuk berupa nitrogen juga dipengaruhi pasokan dan harga gas," katanya.
Di sisi lain, ujarnya, penggunaan pupuk kimia ini dapat berakibat
negatif susulan terhadap lingkungan, sehingga sudah seharusnya bisa
disubtitusi dengan pupuk hayati (biofertilizer) yang berbasis mikroba.
"Batan telah meriset dan memperoleh mikroba yang membuat tanah lebih
mampu menangkap nitrogen dan membuatnya menjadi subur. Mikroba bernama
Azospherelium ini disterilisasi dengan radiasi," tambah Kepala Pusat
Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan Dr Zainal Abidin.
Radiasi dengan sinar gamma dari Cobalt 60 merupakan teknik sterilisasi
bahan pembawa pupuk hayati yang telah teruji efektif dan efisien
dibanding dengan teknik `autoclave` (sterilisasi panas -red) yang biasa
dilakukan, ujarnya.
"Kami sudah menggunakannya pada jagung serta tanaman hortikultura seperti salada, kubis, brokoli, sawi, atau cabe," katanya.
Proyek Biofertilizer
merupakan salah satu proyek FNCA, forum kerjasama nuklir di Asia yang
menekankan pemanfaatan teknik nuklir untuk pengembangan pupuk hayati
untuk mengatasi ketahanan pangan sekaligus perlindungan lingkungan.
Hasil proyek yang dimulai sejak 2001 ini antara lain berupa sejumlah
isolat unggul pupuk hayati dan keberhasilannya meningkatkan komoditas
pertanian di negara anggota.
0 komentar:
Posting Komentar